Selasa, 10 April 2012




KETATANEGARAAN DALAM PERSPEKTIF USHUL FIQH Part.4


Prinsip-Prinsip Ketatanegaraan

1.      Prinsip Al-Huriyah (Kemerdekaan)
Prinsip Al-huriyah  ini (kebasan dan kemerdekaan) merupakan salah satu prinsip hakiki manusia baik secara individual maupun komunal.Sungguh ironis,dalam konteks kehidupan sekarang ini  prinsip kebebasan seringkali disalah artikan menjadi kebebasan mutlak tanpa adanya aturan yang mengikat (bebas nilai). Hak Azazi Manusia (HAM) yang dengan lantangnya diteriakan terkadang tidak jelas lagi arah dan tujuannya. Karena si penyuara HAM itu sendiri tak dapat lagi membedakan antara Hak Azazi Manusia dengan Hak Azazi Syaiton.
Sesungguhnya Alloh SWT.sedikitpun tidak pernah dan tak akan pernah dirugikan serta diuntungkan oleh kebebasan manusia atas pilihan jalan hidupnya. Sebebas apapun...manusia tetaplah manusia secara normatif tidak akan bisa lepas dari Hukum Alloh. Siapakah yang dapat menolak kematian...? Siapa pula yang bisa menahan bencana lumpur Lapindo...siapa dan siapa..? Alloh SWT.hanya sekedar menunjukan manusia dua jalan sebagai pilihan hidupnya,jalan hak dan jalan bathil,jalan lurus dan jalan sesat,sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an surat al-Balad ayat 8-10 :
أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ (٨)وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ (٩)وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ (١٠)
8. Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata,
9. lidah dan dua buah bibir.
10. dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan[1578],

Selanjutnya terserah Anda untuk  memilihnya..! Mau iman silahkan mau Kufur juga monggooo...!

Alloh SWT.berfirman dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 29 :

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا (٢٩)

29. dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Apapun resiko dari sebuah pilihan manusia tetaplah harus berani memilih,jangan setengah-setengah...janganlah mau menjadi menusia setengah Dewa..! Isalam Yes Kafir juga Okay... Inilah sesungguhnya yang mengundang kemurkaan Alloh lewat azab-Nya akibat dar sebuah kekafiran yang nyata. Sebagaimana firman-Nya dalam surat an-Nisa ayat 150-151 :

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا (١٥٠)أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا (١٥١)

150. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),
151. merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

Beranikah bangsa ini mengambil sikap atas sebuah pilihan berikut resikonya..? Itupun kalau tidak mau tersiksa teruuusss...! Insya Alloh pembahasan ini lanjut ke part 5,tergantung sikap saudara-saudara...

 Wasalam






  Ust.Ucu Suryadin, Sag.                                 

KETATANEGARAAN DALAM PERSPEKTI USHUL FIQH Part 5


KETATANEGARAAN DALAM PERSPEKTIF USHUL FIQH Part 5


ARTI MERDEKA

Sebagaimana telah dibahas,bahwa Islam sangat menjunjung tinggi prinsip kebebasan dan kemerdekaan, Islam itu liberal tapi bukan Libarilisme apalagi pengikut paham Liberalis. Apabila Konstitusi  Amerika Serikat yang dalam Pembukaanya mengandung ide kebebasan baru dibuat pada akhir abad ke-18 dan Konstitusi  Perancis dibuat enam tahun kemudian,maka Islam telah menggariskan  kebebasan individu,beragama,kebebasan politik dan berserikat dua belas abad sebelum kedua konstitusi itu dibuat.
Kebebasan itu bukan saja tertera secara tekstual dalam al-Qur’an dan Sunnah,bahkan telah dilaksanakan oleh para Khalifah empat pertama. Kebebasan beragama dijamin dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 256 :
لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٢٥٦)
256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Surat As-Syuro ayat 48 :
فَإِنْ أَعْرَضُوا فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا إِنْ عَلَيْكَ إِلا الْبَلاغُ وَإِنَّا إِذَا أَذَقْنَا الإنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً فَرِحَ بِهَا وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَإِنَّ الإنْسَانَ كَفُورٌ (٤٨)
48. jika mereka berpaling Maka Kami tidak mengutus kamu sebagai Pengawas bagi mereka. kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami Dia bergembira ria karena rahmat itu. dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena Sesungguhnya manusia itu Amat ingkar (kepada nikmat).
Surat Al-Ghasyiyah ayat 21 :
فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ (٢١)
21. Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.
Surat Yunus ayat 99 :
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ (٩٩)
99. dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
Surat al-Kafirun ayat 6 :
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (٦)
6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Adapun kebebasan berpoltik dapat dilihat dalam Perjanjian Hudaibiyah di zaman Nabi atau dalam Konstitusi Madinah. Dalam Konstitusi tersebut dinyatakan bahwa Kaum Muslimin dan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) menyatakan bahwa mereka sebagai umat yang satu (Ummatan Wahidah) di mana masing-masing pihak menganggap musuh,sebagai musuh bersama dan akan bersama-sama berpegang pada Konstitusi.
Dengan demikian adanya prinsip kebebasan di dalam Islam adalah semata-mata demi kemaslahatan dan kebaikan umat manusia itu sendiri...Karena prinsip ini hakikatnya mengandung arti pembebasan atau lepasnya manusia dari belenggu Hawa Nafsu dan Setan...Ketika manusia atau sebuah Pemerintahan masih bergumul (Mukholit) dengan Konsep Hawa Nafsunya,maka apa yang disebut dengan istilah Pemerintahan Bersih dan Berwibawa (Al-Malikul Quddus) hanyalah sekedar slogan di bibir saja (OMDO) alias Omong Doang...Sekalipun sejuta aturan dibuat-buat dan sejuta Perangkat dan Lembaga Hukum didirikan...Non Sen...Korupsi,Manipulasi tetap jalan teruuus.
 Firman Alloh dalam al-Qur’an Surat  al-Jaasyiyah ayat 23 :
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ (٢٣)
23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?


Dan Surat al-A’raaf ayat 176 :
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (١٧٦)
176. dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

Mari kita sedikit membahas istilah merdeka versi Indonesia yang merupakan terjemahan kata “Hurrun” atau “Hurriyah” ( isim masdar) dalam Bahasa Arab..Kata Merdeka berasal dari Bahasa Sansakerta terdiri dari dua suku kata; Mahara dan Dika. Mahara artinya menguasai, Dika artinya diri sendiri...Jadi manusia  merdeka adalah manusia yang mampu menguasai dirinya sendiri,begitu pula Bangsa yang Merdeka adalah bangsa yang bisa menguasai dan mengatur bangsanya sendiri tanpa adanya interfensi pihak-pihak lain atau bangsa lain apalagi campur tangan syetan...dan tentunya menjadi Tuan di Negeri sendiri bukan sebaliknya malah menjadi Budak di Negeri sendiri.
Kata merdeka ini sangatlah kental di telinga dan pendengaran kaum muslimin,karena merupakan salah satu pra-syarat sempurnanya ke-Islaman seseorang  dalam menjalankan tugas dan kewajiban agamanya (Hukum Taklifi)...Di dalam Islam,seorang Muslim akan merdeka dalam menjalankan keislamannya apabila telah sampai pada tingkatan Akil Balig (Mukallaf)...Akil artinya berakal sehat, Balig artinya sampai..Kata Balig ini merupakan (Kalimatut Tathbiq) kalimat praktis bukan kalimat teoritis (Kalimatut Tandhir),sebagaimana firman Alloh dalam al-Qur’an surat

 Al-Maa-idah ayat 67 :

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ (٦٧)

67. Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Artinya orang yang sudah balig maka alur hidupnya akan jelas dan terarah,jelas start dan finisnya dan jelas pula jarak dan waktu tempuhnya. Singkatnya orang balig pasti punya tujuan hidup...Dalam Islam balig  itu terbagi kepada tiga tingkatan :
1.      Balig Basyariyah (Balig Biologis) artinya sampai menurut ukuran usia.
2.      Balig Ilmiyah (Balig Logis) artinya sampai berdasarkan ilmu.
3.      Balig Nafsiyah (Balig Psikologis) artinya sampai kejiwaannya.
Dengan demikian standar keislaman seseorang bukan diukur oleh islam turunan (Asolah) atau bukan turunan (Mualaf),dan bukan pula diukur oleh senior dan juniornya, Islam tidak mengenal senioritas dan junioritas tapi Islam sangat menghargai jasa orang-orang terdahulu (Assabiqunal Awwalun)... Yang menjadi barometernya adalah tingkat pencapaian seseorang terhadap ketiga faktor tersebut, faktor usia,faktor ilmu dan faktor kejiwaan. Ketiga faktor ini merupakan bagian integral yang tidak boleh terpisahkan dan harus secara utuh melekat pada diri manusia yang merdeka.
Suatu hal yang sangat logis ketika Alloh mengangkat Muhammad bin Abdulloh sebagai Nabi juga Rosul, begitupula umumnya para Nabi dan Rosul pada usia 40 tahun,karena tingkat kesadaran,kematangan dan keseimbangan seorang manusia baru sampai pada usia ini...

Alloh SWT. Berfirman dalam Al-Qur’an surat al-Ahqaaf ayat 15 

 وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (١٥)



15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".

Dan Surat Al-Hijr 29 :
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (٢٩


29. Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
Fungsi Merdeka
1. Menguasai diri
2. Mawas diri
3. Percaya diri
4. Mandiri.

Wasalam
Ust.Ucu Suryadin,Sag.
http://nurulhudajagonyasikembar.blogspot.com
http://sultanalamsyah47.wordpres.com




Jumat, 06 April 2012

KETATANEGARAAN DALAM PERSPEKTIF USHUL FIQH Part 4


Prinsip-Prinsip Ketatanegaraan

1.      Prinsip Al-Huriyah (Kemerdekaan)
Prinsip Al-huriyah  ini (kebasan dan kemerdekaan) merupakan salah satu prinsip hakiki manusia baik secara individual maupun komunal.Sungguh ironis,dalam konteks kehidupan sekarang ini  prinsip kebebasan seringkali disalah artikan menjadi kebebasan mutlak tanpa adanya aturan yang mengikat (bebas nilai). Hak Azazi Manusia (HAM) yang dengan lantangnya diteriakan terkadang tidak jelas lagi arah dan tujuannya. Karena si penyuara HAM itu sendiri tak dapat lagi membedakan antara Hak Azazi Manusia dengan Hak Azazi Syaiton.
Sesungguhnya Alloh SWT.sedikitpun tidak pernah dan tak akan pernah dirugikan serta diuntungkan oleh kebebasan manusia atas pilihan jalan hidupnya. Sebebas apapun...manusia tetaplah manusia secara normatif tidak akan bisa lepas dari Hukum Alloh. Siapakah yang dapat menolak kematian...? Siapa pula yang bisa menahan bencana lumpur Lapindo...siapa dan siapa..? Alloh SWT.hanya sekedar menunjukan manusia dua jalan sebagai pilihan hidupnya,jalan hak dan jalan bathil,jalan lurus dan jalan sesat,sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an surat al-Balad ayat 8-10 :
أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ (٨)وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ (٩)وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ (١٠)
8. Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata,
9. lidah dan dua buah bibir.
10. dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan[1578],

Selanjutnya terserah Anda untuk  memilihnya..! Mau iman silahkan mau Kufur juga monggooo...!

Alloh SWT.berfirman dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 29 :

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا (٢٩)

29. dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Apapun resiko dari sebuah pilihan manusia tetaplah harus berani memilih,jangan setengah-setengah...janganlah mau menjadi menusia setengah Dewa..! Isalam Yes Kafir juga Okay... Inilah sesungguhnya yang mengundang kemurkaan Alloh lewat azab-Nya akibat dar sebuah kekafiran yang nyata. Sebagaimana firman-Nya dalam surat an-Nisa ayat 150-151 :

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا (١٥٠)أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا (١٥١)

150. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),
151. merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

Beranikah bangsa ini mengambil sikap atas sebuah pilihan berikut resikonya..? Itupun kalau tidak mau tersiksa teruuusss...! Insya Alloh pembahasan ini lanjut ke part 5,tergantung sikap saudara-saudara...

Wasalam



Ust.Ucu Suryadin,Sag.



                                    

Senin, 02 April 2012


KETATANEGARAAN DALAM PERSPEKTIF USHUL FIQH Part 3
                                                                                                                                   
Kembali kepada persoalan fungsi dan peranan seorang pemimpin,persoalan ini merupakan hal yang sangat mendasar dalam sistem ketata negaraan dan pemerintahan Islam. Sebagai bahan analogi nara sumber kutip sebuah hadits Nabi yang sangat masyhur, “Al-Ulama’u Warotsatul Anbiya’i” bahwa Ulama itu adalah pewarisnya para Nabi. Pertanyaannya sekarang,siapakah sesungguhnya yang menjadi pewaris para Rosul ?
Kalau kita lihat dari sudut pandang Ilmu Manthiq (Logika),nisbat (hubungan) antara Rosul dengan Nabi itu adalah Nisbat Umum Khusus bi Itlaq,artinya Setiap Rosul adalah Nabi dan tidak setiap Nabi itu adalah Rosul. Maka jawaban dari pertanyaan tersebut, menurut akal fikiran nara sumber yang sangat sederhana; Pewaris Rosul itu adalah Umaro (pemimpin). Mafhum Muwafaqoh (Pemahaman Sepadan) dari analogi tadi adalah,”Setiap Pemimpin (Umaro) adalah Ulama dan tidak setiap Ulama adalah Umaro”. Hipotesa ini,menurut nara sumber  bukanlah sesuatu yang berlebihan tapi sebuah tuntutan ideal ketika sang Umaro bertindak pula sebagai seorang Ulama.
Namun sehebat apapun konsep ketata negaraan yang ditawarkan dan bagaimana pun super powernya sebuah bangsa ketika suku bunga kedholiman yang meningkat,baik kedholiman terhadap dirinya (bangsanya),kedholiman terhadap sesama (bangsanya) maupun kedholiman terhadap sang Khaliq.Maka bangsa itu tak ubahnya Buih di lautan yang pada akhirnya akan sirna juga. Hanya yang bisa saling memberi manfa’at,itulah yang dapat bertahan dan eksis di muka bumi Alloh ini. Sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an surat Arro’du ayat 17 :
َIنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الأرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ (١٧)
17. Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
Kredibilitas dan kavabilitas sebuah bangsa sesungguhnya dipertaruhkan oleh bagaimana bangsa itu sendiri menjunjung tinggi nilai-nilai Kemanusiaan (humanity). Bangsa yang beradab adalah bangsa yang dalam sistem ketata negaraan dan pemerintahannya senantiasa menerapkan prinsip-prinsip (ushul) yang meliputi  :
1.     Al-Huriyah
2.     Al-‘Adalah
3.     Al-Musawah
4.     Al-Syuro                                                                                                 

Dan dua prinsip tambahan yaitu :
5.     Mu’arodoh
6.     Al-Naqdul Dzatiy atau Muhasabatu al-Nafsi
Termasuk Beradabkah..?dan atau Biadabkah Bangsa kita Indonesia tercinta ini? Silahkan saudara-saudara dan Anggota Dewan Yang Terhormat menjawab sendiri-sendiri. Sambil menunggu jawaban Insya Alloh artikel kita sambung ke....Part 4..Okay ?    
Wasalam..
Ust.Ucu Suryadin,Sag.



Ushul fiqh dalam tatanan hidup remaja Part 3
(LATAR BELAKANG TURUNNYA SURAT AL KAHFI)

Ketika masyarakat Arab saat itu masih meragukan kebenaran KeRasulan Nabi Muhammad SAW dan tidak yakin dengan Al Qur’an. Untuk membuktikan kebenaran itu mereka menemui tokoh agama yahudi untuk meminta pertimbangan siapa yang akan di utus untuk menguji kebenaran Kerasulan Nabi Muhmmad.Para tokoh mengusulkan agar mengutus kaum musyrik makkah untuk menanyakan empat pertanyaan kepada Nabi Muhammad SAW..jika dia dapat menjawab dengan spontan tanpa menunggu wahyu..berarti dia berbohong.
Keempat pertanyaan itu adalah:
1.    Tentang kisah sekelompok pemuda yang menghindarkan diri ke gunung dan tertidur di dalam gua..berapa jumlah mereka dan siapa yang menemani mereka.?
2.    Tentang nabi Musa AS..kepada siapa Nabi Musa AS di perintahkan belajar?
3.    Tentang kisah seorang penjelajah negri dari timur ke barat,bagaimana riwayat perjalanannya dan apa yang diperbuatnya?.
4.    Tentang hari kiamat…Kapan terjadinya Kiamat itu.

Ke empat pertanyaan itu tentu saja tidak bisa di jawab Nabi secara spontan saat itu..karena memang tidak ada informasi ataupun fakta lisan maupun tulisan tentang ke empat pertanyaan tersebut..dan tidak ada pula singgungan hal tersebut dalam kitab-kitab sebelumnya..Nabi Muhammad SAW menunggu wahyu beberapa lama untuk dapat menjawab ke empat pertanyaan tersebut..dan kemudian Allah SWT menurunkan wahyu yang termuat dalam surat Al Kahfi ayat 15…( kita bahas ini di bagian yang lain)
Surat Al Kahfi Ayat 13.

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى (١٣)


Itulah sekilas cerita yang mampu penulis paparkan kepada para pengunjung blog ini.Kandungan ushul fiqh didalam Surat Al Kahfi ayat 13 kembali penulis angkat….mengenai sejarah gua penulis paparkan dalam part 4..seperti gambar di bawah ini….


Kembali ke…..Surat Alkahfi Ayat 13.. kalau kita amati secara cermat paparan artikel di atas mengandung nilai nilai ushul fiqh…tentang moralitas yang terabaikan..kekuatan keyakinan penghuni Ashabul kahfi yang jadi latar belakangnya…apa perbandingan dengan masa sekarang…terlalu jauh kalau kita mengambil sebuah permisalan ke Ashabul kahfi..karena kultur alam yang sudah sangat berbeda…zaman yang serba diatur dengan nilai materialis..kemanakah masa depan bangsa kita???tapi kalau kita kembalikan kepada fitrahnya nilai itu tak akan berkurang tergantung ideologi………….kalau penulis berani mengatakan ini karena banyak sekali fakta buruk yang di jadikan contoh seolah memenuhi persyaratan zaman…dan dikatakan dalam istilah G a u l…….Jika anda melihat  generasi muda yang moralnya rendah menghilangkan tatanan etika agama islam seperti lalat yang jatuh ke bangkai…siapa yang harus dipersalahkan???ketahuilah bahwa umat yang seperti itu adalah umat yang bangunannya lemah..sendinya terpisah keyakinan dan tekadnya lembek..bermental rapuh…sedikit menerima tantangan gampang frustasi..meremehkan kesuciannya..menghinakan kemuliaannya serta mendistorsi sejarah dan kebudayaannya…hingga mereka tidak bisa menjaga kekayaan dalam dirinya sendiri…apakah itu bentuknya harta,wajah yang rupawan,cantik,bahasa yang baik,iman yang kuat…yang gampang dirampas oleh musuh…

Generasi muda adalah topik utama umat..ia bicara dengan bahasa keadaan menerjemahkan akhir dari kehidupannya…Bersambung ke Part 4…dalam topik yang sama….mangga arantosan hela…bari udat udut…….
Para juragan sadayana ieu aya foto foto..anu bisa penulis uningaken kango jauhna mah mangga di klik http://hasanalsaggaf.wordpres.com
Ini ada beberapa foto yang bisa di lihat..
pintu depan Ashabul Kahfi.




Untuk keterangan foto tersebut di atas bisa di klik di alamat URL yang penulis buat di atas…sampai jumpa di blog selanjutnya.
Wasalam…
Sultan Muhammad Alamsyah

Minggu, 01 April 2012

Ushul Fiqh Dalam Tatanan Hidup Remaja Part 2
Surat Al Kahfi Ayat 13   T I N J A U A N

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى (١٣)
Apabila kita menjadikan ayat ini sebagai cermin perbandingan ushul fiqh..maka kita dapat mengambil kerangka ayat tersebut sebagai pedoman dalam menjalankan nilai nilai kehidupan yang di Ridho  Allah SWT..penulis akan mencoba memaparkan rangkaian ayat tersebut sampai ke ayat 26 yang mengisahkan tentang sekelompok pemuda yang berusaha menyelamatkan iman mereka dari ancaman penguasa yang dholim..dan mereka mendapat ridho dari Allah sehingga mereka berhasil keluar dari tempat itu..mereka beserta seekor anjing berangkat menuju sebuah gunung..mereka beristirahat dalam sebuah gua,karena kelelahan mereka sampai tertidur pulas..sampai pada saatnya mereka di bangunkan Allah SWT………….
Nilai Ushul Fiqh…Karena keyakinan iman mereka..karena kesabaran mereka Allah SWT memberikan mereka kemudahan..
Pesan yang terkandung di dalam ayat tersebut seolah memberikan kita suatu petunjuk bahwa bagaimanapun juga tingginya perkembangan ilmu tekhnologi..sulitnya per ekonomian saat ini..hendaklah kita bersabar dan terus berusaha..Yakin Allah SWT pasti akan memberikan kemudahan. Apa salah satu cara melakukannya…berusahalah untuk bijaksana dalam menyikapi persoalan..berani dalam mengambil keputusan..karena dalam satu keputusan yang akan kita ambil pasti ada resiko..berdasarkan aturan agama Al qur’an dan hadist..pertebal keyakinan bahwa Allah SWT maha Berkehendak Maha Mengetahui apa yang akan terjadi.


…………….. Siapa saja yang ada didalam gua itu..ASHABUL KAHFI artinya penghuni gua. Menurut sebahagian pakar sejarah,mereka yang ada di dalam gua itu adalah sekelompok pemuda (fityah) yang berjumlah tujuh orang dan seekor anjing sebagai teman penunjuk jalan menuju gua. Dalam Al Qur’an tidak menyebutkan nama-nama mereka,namun dalam lembaran sejarah di cantumkan nama nama mereka (Maksalmina,Tamlekha,Martukis,Nawalis,Sanius,Batnayus,Kasyfutat)sedangkan anjing mereka ada yang menyebut Raqqim..sedangkan sejarah yang lain menyebutkan raqqim itu adalah nama gunung tempat mereka di gua tersebut.
Ayat ke 13 memberitahukan kepada kita bahwa Allah SWT yang menceritakan kisah Ashabul Kahfi kepada Nabi Muhammad SAW..ini berarti nabi tidak membuat atau mengarang cerita tersebut.Cerita Ashabul Kahfi benar-benar wahyu Allah SWT bukan dongeng..ayat ini menegaskan bahwa mereka adalah para pemuda yang mendapat Hidayah dari Allah SWT karena mereka terus berusaha mempertahankan iman mereka Allah menambah hidayahnya maka mereka dapat dikatakan sebagai PEMUDA MUKMIN SEJATI.

Nilai Ushul Fiqh..(karena mereka berusaha mempertahankan iman mereka) Akhirnya mereka tergolong mukmin sejati..keterangan ini semakin memperkuat diri kita untuk tidak gampang terpengaruh dengan perkembangan zaman sehingga hilang nya nilai-nilai Al Qur’an..dan hilang ke imanan..karena hanya tuntutan materi hilang Tata karma,hilang bahasa yang baik,terjerumus ke dalam hal yang sangat di larang Allah SWT.

Bersambung Part 3 dalam judul…LATAR BELAKANG TURUNNYA SURAT AL KAHFI…mangga di baca..jeng sing sabar ngantosan………………………………………..


Wasalam

Sultan Muhammad Alamsyah.